hearth

Minggu, 06 Oktober 2013

Sederhana,bukan murah

Aku mulai menikmati belajar di kampus baruku. Aku cukup senang karena aku mudah bergaul disini,mengingat pengalamanku sebelumnya,aku sama sekali bukan orang yang mudah terbuka dengan lingkungan baru. Aku cukup nyaman disini. Tapi bukan berarti aku tidak nyaman disana. Aku berusaha untuk selalu nyaman dimanapun aku tinggal. aku pun mulai bisa mengatur waktuku. Semua ini terasa begitu menyenangkan walau pun di awal terasa begitu berat. Ternyata memang benar kata-kata imam syafi'i, "kesuksesan terasa setelah lelah berjuang".
Banyak yang mengatakan kampus baruku itu kampus yang murah,karena memang bayaran SPP per semester jauh berbeda dari kampusku yang lain. Tapi aku rasa kata yang paling tepat bukanlah murah, tapi SEDERHANA. Karena ternyata tidak semua mahasiswa disini dari golongan menengah ke bawah, banyak dari mereka dari kalangan menengah ke atas juga. Tapi mereka seperti dituntut untuk sederhana menyesuaikan dengan lingkungan dimana mereka belajar. Sederhana ditanamkan di Kampus ini denlgan baik tanpa pemaksaan.
Tetapi, senyaman apapun aku diaini, aku
 tetap sangat nyaman di kampus pertamaku. Karena disana lah awal aku memahami dunia perkuliahan. Dunia yang benar-benar terasa baru untukku, dulu.
Aku tetap cinta keduanya, karena aku memang harus begitu. :)
ALWAYS KEEP FIGHTING FOR BRIGHT FUTURE.

Minggu, 15 September 2013

Sendu

Tangis ku tak lagi sendu

lelah sudah tuk mengusap air mata

lara ku pun tak lagi pilu

terlalu sering sudah aku ditempa

jika di wajah ku tak ada lagi duka

bukan karena hati ini ria

namun tiada lagi kuasa ku

cukup terpendam di nurani.

Peluh ku menetes jarang

telah terlalu sering aku menghapusnya

seperti tak kurasa lagi bahagia

terpenuhi rana dan luka

tak ada lagi hidupku

tertutup semua oleh duka

dosa

lara

nestapa

tanpa bahagia!!!!

Two Universities

It's totally began today!!!!!!!
Kuliah di dua universitas mungkin untuk sebagian orang adalah hal yang gila dan nekad, tapi bagi sebagian orang lain adalah suatu hal yang keren. Menurut ku sendiri ini bukan hal yang sangat luar biasa, karena aku melakukannya juga bukan untuk dibilang luar biasa. Aku melakukan ini hanya karena tuntutan hati dan pikiran untuk mempelajari dua bidang ini. Mungkin malah ingin lebih dari hanya dua bidang saja, harusnya kita belajar di banyak bidang. Tapi saat ini, dua sudah lebih dari cukup bagiku. Susah memang. Tapi kita memang harus bersusah-susah untuk mencapai sukses, karena sukses itu akan lebih terasa setelah lelah berjuang (kutipan kata-kata Imam Syafi'i). Setelah menyelesaikan bacaan novel rantau 1 muara, aku semakin yakin bahwa keputusanku ini benar. Jika yang lain berjalan maka aku harus berlari. Jika yang lain berlari maka aku harus melesat. Going the extra miles. Man Jadda Wajada. Man Shabara Dhafira. Man Saara Ala Dharbi Washala.
Semoga semua hal yang aku jalankan saat ini akan membuahkan hasil yang baik di kemudian harinya. Dan semoga aku selalu diberi kekuatan dan petunjuk untuk menjalaninya. Amiiiinnnnn....

Kamis, 20 Juni 2013

Antara Keinginan Hati Dan Keinginan Emosi

Malam itu, tepatnya tanggal 18 Juni 2013, saat semua hal masih terasa membingungkan di mataku. Saat dimana aku harus memilih dua pilihan yang aku buat sendiri. Kamu (nama disamarkan) bilang walau hanya lewat sms, "dipikirin lagi, takutnya cuma keinginan emosi sesaat aja." Aku benar-benar sperti ditampar saat itu. Mungkin kamu berpikir begitu karena melihat kelakuanku yang hampir tidak pernah serius selama ini. Yah, sebenarnya aku memang begitu. Setelah malam itu aku benar-benar memikirka ucapanmu, apakah benar aku ingin melakukan semua ini hanya karena emosi sesaat saja, bukan karena keinginan yang timbul dari hati??? Aku mulai mencari dari berbagai sumber tentang perbedaan keinginan dari hati dan keinginan yang dilandaskan emosi saja. And this is it. Aku mengerti sekarang. Dan aku akan membuktikan padamu bahwa keinginanku ini bukan hanya karena emosi. Karena aku memiliki banyak (terlampau banyak) pertimbangan untuk memutuskannya. Nyatanya sampai saat ini aku belum memutuskan apakah benar-benar akan mengambil double degree atau membatalkannya.
Masih banyak yang harus aku pikirkan. Karena keputusan yang nantinya aku ambil akan berefek pada masa depanku. Jika aku benar-benar mengambil double degree, aku harus siap dengan segala konsekuensinya. Seperti bentrokan jadwal, stress karena saat ini saja aku sudah mengambil 2 kuliah, kalau aku mengambil double degree itu berarti aku akan belajar dalam 3 jurusa sekaligus, dan masih banyak lagi konsekuensi yang harus aku terima. Namun ada banyak manfaat juga yang akan aku dapat jika aku mengambil double degree. Sungguh banyak.
Dan semisalnya aku memutuskan untuk mengubur keinginannya kuliah double degree, aku juga harus mengikhlaskan semuanya. Karena kalau memang itu yang terjadi, mungkin itu adalah keputusan terbaik yang Allah berikan kepadaku.
Yah diluar semua pertimbangan itu, aku benar-benar ingin mengambil kuliah double degree. Walaupun denga semua konsekuens yang ada.
Semoga keinginanku ini bukan hanya keinginan emosi semata, namun keinginan yang benar-benar muncul dari hati sehingga nantinya Allah akan meridhoi semua keputusan yang aku ambil. amiiiinnn.....


Rabu, 05 Juni 2013

Terkurung Kenangan

Kau tau sahabat, aku seperti masih terikat dengan masa itu. Masa dimana kita benar-benar masih bersama. Aku tahu (karena kalian sering menerangkan) kita masih bersama. Namun yang aku maksud adalah bersama yang sesungguhnya. Ada rasa lain saat aku hidup bersama kalian, menghabiskan sebagian perjalanan hidupku bersama kalian. AKU BENAR-BENAR MASIH TERIKAT DENGAN KENANGAN. Sering aku membaca sebuah kata mutiara, "Past is a beatiful and exited place to visit but absolutely not a suitable place to stay". Namun jika aku boleh jujur (sejujur-jujurnya) aku ingin mengulang waktu itu, jika saja aku bisa. Tapi sebentar aku menyadari bahwa hidup memang harus terus berjalan dan jika harus terus mengikutinya. Jika kita tidak terus bergerak, maka kita akan tergerus waktu, terbelakang dengan peradaban. Dan aku tidak ingin mengalami hal itu. Hidupku saat ini cukup menyenangkan walau tak bersama kalian. Aku mempunyai beberapa sahabat baru. Sahabat yang (mungkin) mengerti aku. Yah, aku coba untuk menikmati hidupku saat ini. Because We're not life for yesterday, but we are life for today. Aku masih butuh dukungan kalian kawan, untuk menghadapi kehidupan baruku ini. Kehidupan yang cukup keras. Kehidupan kampus atau apalah namanya. Yang jelas terkadang ini membuat aku ingin pergi saja dari tempat ini. Terlalu banyak rintangan. Jika saja tidak ada orang itu, orang yang aku anggap kakak itu. Yang masih dengan sabar selalu menjadi apapun yang aku mau. Terkadang ia kuharuskan menjadi penasehat yang baik, terkadang menjadi pelawak yang benar-benar lucu, terkadang ia pun harus kupaksa untuk menjadi guruku. Aku sungguh banyak berhutang padanya. Many thanks for you my beloved brother for all you've done for me. Kembali kepada sahabat-sahabatku. Kalian tidak perlu terlalu khawatir sekarang, karena aku sudah mempunyai cukup banyak penopang. Aku sudah cukup dewasa dan bijak untuk menghadapi semua ujian ini. Aku tidak menganggap sahabat-sahabat baruku sebagai pengganti kalian, karena kalian memang tak akan pernah tergantikan. Namun aku juga tak menganggap mereka sesuatu seperti cadangan atau apalah. Namun yah kalian pasti mengerti maksudku.
Sudahlah, aku tak boleh terlalu berlarut tentang ini. Aku harus terus bergerak, seperti yang aku katakan tadi. Seperti trending topic saat ini, MOVE ON. Kucoba semampuku, dan kalian pun pasti mencoba bersamaku, atau mungkin kalian sudah terlebih dahulu mencoba hal ini. Aku sudah tidak mengetahuinya lagi. Karena banyak hal yang sudah memisahkan jasad kita, namun kuharap bukan hati kita.
Terakhir aku menulis sebuah puisi untuk kita semua, sahabatku SERAMBI dan sahabat-sahabat baruku tentang kehidupan.



DUA KEHIDUPAN

Seperti dihadapkan pada dua pintu
Terisak-isak kala memasukinya
Semua jelaga seolah telah menunggu di dalamnya
Apa kau punya pilihan untuk tak masuk?
Tentu saja punya
Si duri yang indah atau mawar yang buruk rupa
Saat ombak tak lagi berderu
Saat karang tak kuasa lagi untuk tegar
Saat itulah kau harus membuka pintu kedua
Penuh keabadian
Dalam penantian kau terus berangan
Apakah kelak yang akan aku dapatkan?
Jelaga panas ataukah kenikmatan tiada tara?
Ketika ria tak lagi teringat
Pun duka tiada lagi terkenang
Saat itulah kau akan temukan
Dimana kehidupanmu yang sesungguhnya berada????



Jumat, 24 Mei 2013

Collage Life

Sebenarnya setiap hari saat ini terasa sama saja. Bisa dibilang hambar. Kuliah pulang, kuliah pondok, tidur. Begitu saja hampir setiap hari.Bosan???Sudah pasti...Pikiran-pikiran aneh bahkan sering hinggap. Yang keluar dari pondoklah, putus kuliahlah,kerjalah. Semua melintas begitu saja membuat saya sering merasa seakan hidup ini hanya sebuah lembaran kosong yang diisi dengan hal-hal tak berguna. Saya benar-benar ingin merubahnya. Merubah gaya hidup minimal. Gaya hidup yang masih terlalu kekanakan, masih belum bisa tegar menghadapi masalah, masih belum bisa mengerti diri sendiri, dan masih-masih yang lain yang benar (benar) membingungkan plus membosankan. Memang saya terlihat biasa saja diluarnya, bahkan terkesan ceria. Namun itu semua hanya untuk menutupi semua yang saya rasakan akhir-akhir ini. Untuk apa mengumbar beban kepada orang lain? Mungkin sedikit melegakan memang, tapi saya lebih memilih memendamnya. Mungkin bebannya sudah overload, jadi saya tulis sedikit beban saya disni, yahhh biar otak saya tidak terlalu berat membawa beban. Blog ini tidak dapat memberi solusi, tapiiii setidaknya bisa membuat sedikit ruang di hati + otak saya agar lebih ringan lagi. Sejujurnya ingin sharing sedikit masalah saya kepada orang lain, tapi siapa??? orang yang biasa menerima semua uneg-uneg saya sekarang juga sedang menghadapi banyak masalah. Masalah yang lebih kompleks dari masalah saya.
Orang tua???saya malah tidak berani bilang apa-apa pada mereka. Takut menambah beban mereka yang sudah berat dengan membiayai saya kuliah disini. Agggrrrrrrrhhhhhhhh.....
Ingin rasanya teriak sekeras-kerasnya, tapi masih cukup waras untuk melakukan itu disini. So how???
Mungkin jawabannya back to my self,tinggal bagaimana saya mencari jawaba tersebut.
Selama ini saya merasa sudah terlalu jauh dengan Allah, saya memang harus mendekatkan diri lagi kepada-Nya. Saya yakin Allah masih mau menerima saya walaupun Ia sudah begitu lama saya jauhi...
Ya Allah terima hamba-Mu ini.......amiiinnnn....

Jumat, 18 Januari 2013

TOGA YANG MENAMPARKU

Hari ini,tepatnya pada bulan pertama hari ke 19 pada tahun 2013, tiba-tiba aku seperti mendapatkan sesuatu yang selama ini aku cari (cari). Entah ini sebuah tamparan, atau semangat, atau dorongan, atau apalah namanya, namun ini sungguh membuatku memikirtkan kembali niat awalku berada di kota budaya ini. Niat yang dulu,dulu sekali teguh ada dalam hatiku, beberapa waktu lalu sempat sedikit terlupakan. Niat itu adalah belajar dengan sungguh-sungguh dan cepat menyelasaikan studi dengan baik di Universitas Islam Indonesia.
Cerita ini bermula saat aku pulang dari ngampus. Aku pulang dengan dibonceng sepeda motor oleh temanku. Saat aku melewati gedung auditorium Kahar Mudzakir, aku melihat banyak orang memakai pakaian sarjana da sekaligus memakai toga. Aku sudah tahu bahwa memang hari ini ada acara wisuda, tapi entah mengapa setelah melihat mereka itu, aku serasa mendapat sengatan motivasi yang selama ini telah hilang dalam diriku. Semangat untuk mencari ilmu di kota yang kata orang adalah kota pendidikan ini. Terbersit dalam hati, Aku juga harus secepatnya seperti mereka. Konyol memang. Karena pada kenyataannya, aku baru semester satu dan baru saja akan menghadapi UAS untuk naik ke semester dua. Tapi apa salahnya bermimpi. Memang target awalku adalah aku dapat menyelesaikan studiku di strata satu ini dalam waktu 3,5 tahun (Amin ya mujibassailin). Selain itu, aku juga harus mendapatkan nilai yang setidaknya diatas target yag diberikan pondok yang saat ini aku tinggali. Memang terasa sukar jika dipirkan. Tapi toh saat aku mulai menjalaninya, semua itu terasa tidak sesulit yang aku bayangkan. Semua mengalir seperti air. Semua target-0target yang aku tulis dalam buku diaryku aku gantungkan 5 Cm di depoan mataku, seperti yang dikatakan Zafran di film 5cm. Aku yakin semua yang aku tulis didalam buku diaryku akan aku dapatkan suatu saat nanti seiring dengan berjalannya waktu. Toga yang mereka kenakan hari ini benar-benar menjadi tamparan yang keras bagiku. AKU PASTI AKAN MEMAKAINYA JUGA.SEBENTAR LAGI!!!!!!!!!

#Everything will be fine here Mom.. Dad...
As good as what you hope from me...^_^ 

Sabtu, 05 Januari 2013

GORESAN INI

Saat laku tak dapat lagi mewakili
Saat  lisan tak kuasa untuk bersua
Hatipun sukar untuk merasa
Haya goresan tinta yang dapat ungkapkan

Lewat lembutnya bisikan sang bayu
Cerahnya sinar mentari
Bersama iringan nyanyian alam
Ingin kuwakilkan semua hal
Dalam goresan
Ingin kusampaikan padamu disana
Yang selalu menunggu
Menunggu tanpa kenal jemu

Aku ingin membawa kebanggaan
Hadiah terindah yang selalu menjadi harapan
Mungkin bukan hanya harapanmu
Tetapi seluruh
Seluruh Ibu di dunia ini
Yang selalu mengharap kebahagiaan buah hatinya
Yang selalu mengiringkan do'a
Semoga Tuhan membalas semua pengorbananmu
Ibu.....