Malam itu, tepatnya tanggal 18 Juni 2013, saat semua hal masih terasa membingungkan di mataku. Saat dimana aku harus memilih dua pilihan yang aku buat sendiri. Kamu (nama disamarkan) bilang walau hanya lewat sms, "dipikirin lagi, takutnya cuma keinginan emosi sesaat aja." Aku benar-benar sperti ditampar saat itu. Mungkin kamu berpikir begitu karena melihat kelakuanku yang hampir tidak pernah serius selama ini. Yah, sebenarnya aku memang begitu. Setelah malam itu aku benar-benar memikirka ucapanmu, apakah benar aku ingin melakukan semua ini hanya karena emosi sesaat saja, bukan karena keinginan yang timbul dari hati??? Aku mulai mencari dari berbagai sumber tentang perbedaan keinginan dari hati dan keinginan yang dilandaskan emosi saja. And this is it. Aku mengerti sekarang. Dan aku akan membuktikan padamu bahwa keinginanku ini bukan hanya karena emosi. Karena aku memiliki banyak (terlampau banyak) pertimbangan untuk memutuskannya. Nyatanya sampai saat ini aku belum memutuskan apakah benar-benar akan mengambil double degree atau membatalkannya.
Masih banyak yang harus aku pikirkan. Karena keputusan yang nantinya aku ambil akan berefek pada masa depanku. Jika aku benar-benar mengambil double degree, aku harus siap dengan segala konsekuensinya. Seperti bentrokan jadwal, stress karena saat ini saja aku sudah mengambil 2 kuliah, kalau aku mengambil double degree itu berarti aku akan belajar dalam 3 jurusa sekaligus, dan masih banyak lagi konsekuensi yang harus aku terima. Namun ada banyak manfaat juga yang akan aku dapat jika aku mengambil double degree. Sungguh banyak.
Dan semisalnya aku memutuskan untuk mengubur keinginannya kuliah double degree, aku juga harus mengikhlaskan semuanya. Karena kalau memang itu yang terjadi, mungkin itu adalah keputusan terbaik yang Allah berikan kepadaku.
Yah diluar semua pertimbangan itu, aku benar-benar ingin mengambil kuliah double degree. Walaupun denga semua konsekuens yang ada.
Semoga keinginanku ini bukan hanya keinginan emosi semata, namun keinginan yang benar-benar muncul dari hati sehingga nantinya Allah akan meridhoi semua keputusan yang aku ambil. amiiiinnn.....
hearth
Kamis, 20 Juni 2013
Rabu, 05 Juni 2013
Terkurung Kenangan
Kau tau sahabat, aku seperti masih terikat dengan masa itu. Masa dimana kita benar-benar masih bersama. Aku tahu (karena kalian sering menerangkan) kita masih bersama. Namun yang aku maksud adalah bersama yang sesungguhnya. Ada rasa lain saat aku hidup bersama kalian, menghabiskan sebagian perjalanan hidupku bersama kalian. AKU BENAR-BENAR MASIH TERIKAT DENGAN KENANGAN. Sering aku membaca sebuah kata mutiara, "Past is a beatiful and exited place to visit but absolutely not a suitable place to stay". Namun jika aku boleh jujur (sejujur-jujurnya) aku ingin mengulang waktu itu, jika saja aku bisa. Tapi sebentar aku menyadari bahwa hidup memang harus terus berjalan dan jika harus terus mengikutinya. Jika kita tidak terus bergerak, maka kita akan tergerus waktu, terbelakang dengan peradaban. Dan aku tidak ingin mengalami hal itu. Hidupku saat ini cukup menyenangkan walau tak bersama kalian. Aku mempunyai beberapa sahabat baru. Sahabat yang (mungkin) mengerti aku. Yah, aku coba untuk menikmati hidupku saat ini. Because We're not life for yesterday, but we are life for today. Aku masih butuh dukungan kalian kawan, untuk menghadapi kehidupan baruku ini. Kehidupan yang cukup keras. Kehidupan kampus atau apalah namanya. Yang jelas terkadang ini membuat aku ingin pergi saja dari tempat ini. Terlalu banyak rintangan. Jika saja tidak ada orang itu, orang yang aku anggap kakak itu. Yang masih dengan sabar selalu menjadi apapun yang aku mau. Terkadang ia kuharuskan menjadi penasehat yang baik, terkadang menjadi pelawak yang benar-benar lucu, terkadang ia pun harus kupaksa untuk menjadi guruku. Aku sungguh banyak berhutang padanya. Many thanks for you my beloved brother for all you've done for me. Kembali kepada sahabat-sahabatku. Kalian tidak perlu terlalu khawatir sekarang, karena aku sudah mempunyai cukup banyak penopang. Aku sudah cukup dewasa dan bijak untuk menghadapi semua ujian ini. Aku tidak menganggap sahabat-sahabat baruku sebagai pengganti kalian, karena kalian memang tak akan pernah tergantikan. Namun aku juga tak menganggap mereka sesuatu seperti cadangan atau apalah. Namun yah kalian pasti mengerti maksudku.
Sudahlah, aku tak boleh terlalu berlarut tentang ini. Aku harus terus bergerak, seperti yang aku katakan tadi. Seperti trending topic saat ini, MOVE ON. Kucoba semampuku, dan kalian pun pasti mencoba bersamaku, atau mungkin kalian sudah terlebih dahulu mencoba hal ini. Aku sudah tidak mengetahuinya lagi. Karena banyak hal yang sudah memisahkan jasad kita, namun kuharap bukan hati kita.
Terakhir aku menulis sebuah puisi untuk kita semua, sahabatku SERAMBI dan sahabat-sahabat baruku tentang kehidupan.
Sudahlah, aku tak boleh terlalu berlarut tentang ini. Aku harus terus bergerak, seperti yang aku katakan tadi. Seperti trending topic saat ini, MOVE ON. Kucoba semampuku, dan kalian pun pasti mencoba bersamaku, atau mungkin kalian sudah terlebih dahulu mencoba hal ini. Aku sudah tidak mengetahuinya lagi. Karena banyak hal yang sudah memisahkan jasad kita, namun kuharap bukan hati kita.
Terakhir aku menulis sebuah puisi untuk kita semua, sahabatku SERAMBI dan sahabat-sahabat baruku tentang kehidupan.
DUA KEHIDUPAN
Seperti dihadapkan pada dua pintu
Terisak-isak kala memasukinya
Semua jelaga seolah telah menunggu di dalamnya
Apa kau punya pilihan untuk tak masuk?
Tentu saja punya
Si duri yang indah atau mawar yang buruk rupa
Saat ombak tak lagi berderu
Saat karang tak kuasa lagi untuk tegar
Saat itulah kau harus membuka pintu kedua
Penuh keabadian
Dalam penantian kau terus berangan
Apakah kelak yang akan aku dapatkan?
Jelaga panas ataukah kenikmatan tiada tara?
Ketika ria tak lagi teringat
Pun duka tiada lagi terkenang
Saat itulah kau akan temukan
Dimana kehidupanmu yang sesungguhnya berada????
Jumat, 24 Mei 2013
Collage Life
Sebenarnya setiap hari saat ini terasa sama saja. Bisa dibilang hambar. Kuliah pulang, kuliah pondok, tidur. Begitu saja hampir setiap hari.Bosan???Sudah pasti...Pikiran-pikiran aneh bahkan sering hinggap. Yang keluar dari pondoklah, putus kuliahlah,kerjalah. Semua melintas begitu saja membuat saya sering merasa seakan hidup ini hanya sebuah lembaran kosong yang diisi dengan hal-hal tak berguna. Saya benar-benar ingin merubahnya. Merubah gaya hidup minimal. Gaya hidup yang masih terlalu kekanakan, masih belum bisa tegar menghadapi masalah, masih belum bisa mengerti diri sendiri, dan masih-masih yang lain yang benar (benar) membingungkan plus membosankan. Memang saya terlihat biasa saja diluarnya, bahkan terkesan ceria. Namun itu semua hanya untuk menutupi semua yang saya rasakan akhir-akhir ini. Untuk apa mengumbar beban kepada orang lain? Mungkin sedikit melegakan memang, tapi saya lebih memilih memendamnya. Mungkin bebannya sudah overload, jadi saya tulis sedikit beban saya disni, yahhh biar otak saya tidak terlalu berat membawa beban. Blog ini tidak dapat memberi solusi, tapiiii setidaknya bisa membuat sedikit ruang di hati + otak saya agar lebih ringan lagi. Sejujurnya ingin sharing sedikit masalah saya kepada orang lain, tapi siapa??? orang yang biasa menerima semua uneg-uneg saya sekarang juga sedang menghadapi banyak masalah. Masalah yang lebih kompleks dari masalah saya.
Orang tua???saya malah tidak berani bilang apa-apa pada mereka. Takut menambah beban mereka yang sudah berat dengan membiayai saya kuliah disini. Agggrrrrrrrhhhhhhhh.....
Ingin rasanya teriak sekeras-kerasnya, tapi masih cukup waras untuk melakukan itu disini. So how???
Mungkin jawabannya back to my self,tinggal bagaimana saya mencari jawaba tersebut.
Selama ini saya merasa sudah terlalu jauh dengan Allah, saya memang harus mendekatkan diri lagi kepada-Nya. Saya yakin Allah masih mau menerima saya walaupun Ia sudah begitu lama saya jauhi...
Ya Allah terima hamba-Mu ini.......amiiinnnn....
Orang tua???saya malah tidak berani bilang apa-apa pada mereka. Takut menambah beban mereka yang sudah berat dengan membiayai saya kuliah disini. Agggrrrrrrrhhhhhhhh.....
Ingin rasanya teriak sekeras-kerasnya, tapi masih cukup waras untuk melakukan itu disini. So how???
Mungkin jawabannya back to my self,tinggal bagaimana saya mencari jawaba tersebut.
Selama ini saya merasa sudah terlalu jauh dengan Allah, saya memang harus mendekatkan diri lagi kepada-Nya. Saya yakin Allah masih mau menerima saya walaupun Ia sudah begitu lama saya jauhi...
Ya Allah terima hamba-Mu ini.......amiiinnnn....
Jumat, 18 Januari 2013
TOGA YANG MENAMPARKU
Hari ini,tepatnya pada bulan pertama hari ke 19 pada tahun 2013, tiba-tiba aku seperti mendapatkan sesuatu yang selama ini aku cari (cari). Entah ini sebuah tamparan, atau semangat, atau dorongan, atau apalah namanya, namun ini sungguh membuatku memikirtkan kembali niat awalku berada di kota budaya ini. Niat yang dulu,dulu sekali teguh ada dalam hatiku, beberapa waktu lalu sempat sedikit terlupakan. Niat itu adalah belajar dengan sungguh-sungguh dan cepat menyelasaikan studi dengan baik di Universitas Islam Indonesia.
Cerita ini bermula saat aku pulang dari ngampus. Aku pulang dengan dibonceng sepeda motor oleh temanku. Saat aku melewati gedung auditorium Kahar Mudzakir, aku melihat banyak orang memakai pakaian sarjana da sekaligus memakai toga. Aku sudah tahu bahwa memang hari ini ada acara wisuda, tapi entah mengapa setelah melihat mereka itu, aku serasa mendapat sengatan motivasi yang selama ini telah hilang dalam diriku. Semangat untuk mencari ilmu di kota yang kata orang adalah kota pendidikan ini. Terbersit dalam hati, Aku juga harus secepatnya seperti mereka. Konyol memang. Karena pada kenyataannya, aku baru semester satu dan baru saja akan menghadapi UAS untuk naik ke semester dua. Tapi apa salahnya bermimpi. Memang target awalku adalah aku dapat menyelesaikan studiku di strata satu ini dalam waktu 3,5 tahun (Amin ya mujibassailin). Selain itu, aku juga harus mendapatkan nilai yang setidaknya diatas target yag diberikan pondok yang saat ini aku tinggali. Memang terasa sukar jika dipirkan. Tapi toh saat aku mulai menjalaninya, semua itu terasa tidak sesulit yang aku bayangkan. Semua mengalir seperti air. Semua target-0target yang aku tulis dalam buku diaryku aku gantungkan 5 Cm di depoan mataku, seperti yang dikatakan Zafran di film 5cm. Aku yakin semua yang aku tulis didalam buku diaryku akan aku dapatkan suatu saat nanti seiring dengan berjalannya waktu. Toga yang mereka kenakan hari ini benar-benar menjadi tamparan yang keras bagiku. AKU PASTI AKAN MEMAKAINYA JUGA.SEBENTAR LAGI!!!!!!!!!
#Everything will be fine here Mom.. Dad...
As good as what you hope from me...^_^
Cerita ini bermula saat aku pulang dari ngampus. Aku pulang dengan dibonceng sepeda motor oleh temanku. Saat aku melewati gedung auditorium Kahar Mudzakir, aku melihat banyak orang memakai pakaian sarjana da sekaligus memakai toga. Aku sudah tahu bahwa memang hari ini ada acara wisuda, tapi entah mengapa setelah melihat mereka itu, aku serasa mendapat sengatan motivasi yang selama ini telah hilang dalam diriku. Semangat untuk mencari ilmu di kota yang kata orang adalah kota pendidikan ini. Terbersit dalam hati, Aku juga harus secepatnya seperti mereka. Konyol memang. Karena pada kenyataannya, aku baru semester satu dan baru saja akan menghadapi UAS untuk naik ke semester dua. Tapi apa salahnya bermimpi. Memang target awalku adalah aku dapat menyelesaikan studiku di strata satu ini dalam waktu 3,5 tahun (Amin ya mujibassailin). Selain itu, aku juga harus mendapatkan nilai yang setidaknya diatas target yag diberikan pondok yang saat ini aku tinggali. Memang terasa sukar jika dipirkan. Tapi toh saat aku mulai menjalaninya, semua itu terasa tidak sesulit yang aku bayangkan. Semua mengalir seperti air. Semua target-0target yang aku tulis dalam buku diaryku aku gantungkan 5 Cm di depoan mataku, seperti yang dikatakan Zafran di film 5cm. Aku yakin semua yang aku tulis didalam buku diaryku akan aku dapatkan suatu saat nanti seiring dengan berjalannya waktu. Toga yang mereka kenakan hari ini benar-benar menjadi tamparan yang keras bagiku. AKU PASTI AKAN MEMAKAINYA JUGA.SEBENTAR LAGI!!!!!!!!!
#Everything will be fine here Mom.. Dad...
As good as what you hope from me...^_^
Sabtu, 05 Januari 2013
GORESAN INI
Saat laku tak dapat lagi mewakili
Saat lisan tak kuasa untuk bersua
Hatipun sukar untuk merasa
Haya goresan tinta yang dapat ungkapkan
Lewat lembutnya bisikan sang bayu
Cerahnya sinar mentari
Bersama iringan nyanyian alam
Ingin kuwakilkan semua hal
Dalam goresan
Ingin kusampaikan padamu disana
Yang selalu menunggu
Menunggu tanpa kenal jemu
Aku ingin membawa kebanggaan
Hadiah terindah yang selalu menjadi harapan
Mungkin bukan hanya harapanmu
Tetapi seluruh
Seluruh Ibu di dunia ini
Yang selalu mengharap kebahagiaan buah hatinya
Yang selalu mengiringkan do'a
Semoga Tuhan membalas semua pengorbananmu
Ibu.....
Saat lisan tak kuasa untuk bersua
Hatipun sukar untuk merasa
Haya goresan tinta yang dapat ungkapkan
Lewat lembutnya bisikan sang bayu
Cerahnya sinar mentari
Bersama iringan nyanyian alam
Ingin kuwakilkan semua hal
Dalam goresan
Ingin kusampaikan padamu disana
Yang selalu menunggu
Menunggu tanpa kenal jemu
Aku ingin membawa kebanggaan
Hadiah terindah yang selalu menjadi harapan
Mungkin bukan hanya harapanmu
Tetapi seluruh
Seluruh Ibu di dunia ini
Yang selalu mengharap kebahagiaan buah hatinya
Yang selalu mengiringkan do'a
Semoga Tuhan membalas semua pengorbananmu
Ibu.....
Minggu, 23 Desember 2012
Malu Aku, Kawan
Malu Aku, Kawan
Karya Novia Ekasari
Apakah kau lihat kawan?
Negeri kita semakin buruk abad ini
Kau lihat betapa pejabat semakin gemuk
Dengan santainya melahap uang rakyat
Memakan uang haram!
Sedangkan rakyat jelata diluar sana bertambah kerontang
Kurus tinggal kulit pembungkus tulang
Mengapa tanah air kita begini kawan?
Hutan kian gundul tambah pohon
Laut yang entah bagaimana kini menjadi tercemar
Kota-kota semakin panas berisi gedung-gedung pencakar langit
Sampai ozonpun harus berlubang akibat efek rumah kaca!
Betapa menyedihkannya negeri ini
Tidak hanya alamnya,
Penghuninya pun begitu menyedihkan!
Siapa yang harus disalahkan kawan?!
Apakah pemerintahnya?
atau masyarakatnya?
atau bakan, mengapa kita tak salahkan diri kita sendiri saja?
Malu aku, kawan
Sering disebut generasi muda
Penggenggam masa depan bangsa
Tapi apa yang telah kita lakukan untuk tanah ini?
Begitu memalukan jika kupandang diri ini
Malu aku, kawan
Saat ditanya sudahkah memberi perbaikan di tanah ini?
Saat aku sadar bahwa aku masih diam
Bahkan setelah melihat semua kerusakan di depan mata
Malu aku, kawan
Saat berpikir apa yang harus akau lakukan untuk nusantara ini
Sedangkan untuk diri sendiri saja aku belum berbuat apa-apa
Untuk sekolah saja masih mencekik leher orang tua, katanya
Begitu pelik untuk dipikirkan kawan
Tapi memang sudah semestinya kita yang memikirkan bukan?
Mungkin kita memang harus memulainya
Bukan mungkin, tapi harus!
Karena ini memang kewajiban kita kawan
Tak perlu memerintah orang untuk memulai
Lihat diri kita sendiri dan mulailah dari masing-masing diri
Semoga negeri ini semakin baik di kemudian hari
Di tangan kita, kawan!!!!
Selasa, 18 Desember 2012
Dzawil Furudh, Furudhul Muqaddarah, dan Ashabah
PENDAHULUAN
Sistem waris merupakan salah satu sebab atau alasan adanya pemindahan kepemilikan, yaitu berpindahnya harta benda dan hak-hak material dari pihak yang mewarisakan, setelah yang bersangkutan wafat kepada penerima warisan dengan jalan pergantian yang didasarkan pada hukum syara’.
Didalam aturan kewarisan, ahli waris sepertalian darah dibagi menjadi tiga golongan, yaitu: dzawil furudh, ashobah dan dzawil arham. Disini kami akan membahas tentang dzawil furudh, furudhul muqaddaroh, dan ashobah. Untuk memberikan warisan kepada ahli waris.
PEMBAHASAN
1. Dzawil furud
a. Pengertian Dzawil furud
Furudlu menurut istilah fiqih mawarits, ialah saham yang sudah ditentukan jumlahnya untuk warits pada harta peninggalan, baik dengan nash maupun dengan ijma’.[1]
Secara bebas, arti lugowi zawi al-furud adalah orang-orang yang mempunyai saham (bagian) pasti. Secara istilahi zawi al-furud adalah ahli waris yang sahamnya telah ditentukan secara terperinci (seperdua, sepertiga, seperempat, seperenamatau seperdelapan dari warisan ).[2]
b. Ahli waris
Menurut jumhur ‘ulama, ahli warits yang tergolong adalah:
1. Suami, mendapat ½ jika tidak ada anak (keturunan), dan ¼ jika ada keturunan.
2. Istri, mendapat ¼ jika tidak ada anak (keturunan), dan 1/8 jika ada keturunan.
3. Anak perempuan, mendapat ½ jika hanya satu orang dan mendapat 2/3 jika dua orang atau lebih, menjadi asobah sekiranya ada anak aki-laki bagian laki-laki dua kali bagian perempuan.
4. Anak perempuan dari anak laki-laki, ½ kalau ia seorang saja, 2/3 kalau ada dua orang atau lebih, 1/6 kalau ada anak kandung perempuan, ta’shib kalau ada cucu laki-laki bagian laki-laki dua kali baguian perempuan, dan tertutup oleh dua orang anak perempuan atau oleh anak laki-laki.
5. Ibu, 1/6 kalau ada anak, 1/3 kalau tidak ada anak atau dua orang saudara, 1/3 sisa ketika ahli warisnya terdiri dari suami-ibu-bapak atau isteri-ibu-bapak.
6. Ayah, 1/6 jika bersama anak laki-laki, 1/6 sisa jika bersama anak perempuan, ‘ashabah ketika tidak ada anak.
7. Saudara perempuan kandung, ½ kalau ia seorang saja, 2/3 jika dua orang atau lebih, ta’shib jika bersama saudara laki-laki kandung, ‘ashabah kalau bersama anak perempuan, tertutup jika ada ayah atau anak laki-laki seayah, bagiannya laki-laki dua kali bagian perempuan.
8. Saudara perempuan seayah, ½ jika seorang saja, 2/3 jika dua orang atau lebih, ta’shib jika bersama saudara laki-laki seayah, bagiannya laki-laki dua kali bagian perempuan, ‘ashabah jika bersama anak perempuan atau cucu perempuan, 1/6 jika bersama saudara perempuan sekandung, terhalang oleh ayah atau cucu laki-laki atau saudara laki-laki kandung atau saudara perempuan kandung yang menjadi ‘ashabah.
9. Saudara perempuan atau laki-laki seibu, 1/6 kalu seorang (laki-laki/ perempuan), 1/3 kalu dua orang atau lebih (laki-laki/ perempuan), terhalang oleh anak laki-laki/ perempuan, cucu laki-laki, ayah atau nenek laki-laki.
10. Kakek, dibagi sama dengan saudara kalau yang dibagi lebih banyak dari 1/3. kalau kurang dari 1/3 maka bagian kakek 1/3 (kalau tidak ada waris lain dzawil furudh), terhalang jika ada ayah.
11. Nenek, 1/6 untuk seorang atau lebih jika sederajat, terhalang jika ada ibu.
2. Furudh Muqoddaroh
Didalam Al-Qur’an, kata furudh muqoddarah yaitu pembagian ahli waris yang telah ditentukan jumlahnya, merujuk pada 6 jenis pembagian, yaitu:
1. Ahli waris yang mendapatkan bagian setengah adalah,
- Anak perempuan tungal
- Cucu perempuan dari anak laki-laki
- - Saudara perempuan kandung
- Saudara perempuan seayah tunggal bila saudara perempuan sekandung tidak ada.
- Suami. Ia mendapat seperdua apabila iseri yang meninggal itu tidak mempuanya I anak atau cucu dari anak laki-laki.
bÎ) ôMtR%x. Zoy‰Ïmºur $ygn=sù ß#óÁÏiZ9$#
”jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separuh harta.”(An-Nisa:11).
öNà6s9ur ß#óÁÏR $tB x8ts? öNà6ã_ºurø—r& bÎ) óO©9 `ä3tƒ £`ßg©9 Ó$s!ur
”Bagimu (suami-suami) satu perdua dari dari harta yang ditinggalkan oleh istri-istrimu.” (An-Nisa: 12).
ÈbÎ) (#îtâöD$# y7n=yd }§øŠs9 ¼çms9 Ó$s!ur ÿ¼ã&s!ur ×M÷zé& $ygn=sù ß#óÁÏR$tB x8ts?
“Jika seorang meninggal duniaa, daan ia tidak mempunyaaianak dan mempunyai saudara perempuan, maka bagi saudara-saudara perempuan ituseperdua dari harta yang ditinggalkannya.” (AnNisa: 176).
2. Ahli waris yang mendapat satu perempat
a. Suami, bila isteri yang meninggal dunia tidak mempunyai anak (laki-laki/ Perempuan) atau cucu dari anak laki-laki.
b. Isteri jika suami tidak mempunyai anak
bÎ*sù tb$Ÿ2 Æßgs9 Ó$s!ur ãNà6n=sù ßìç/”9$# $£JÏB z`ò2ts?
“Jika istri-istrimu itu mempunyai anak, maka kamu mendapat seperempat dari hartaa yang ditinggalkannya.” (An-Nisa: 12).
Æßgs9ur ßìç/”9$# $£JÏB óOçFø.ts? bÎ) öN©9 `à6tƒ öNä3©9 Ó‰s9ur
“Para isteri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak”. (An-Nisa: 12).
3. Ahli waris yang mendapat bagian seperlapan
a. Isteri, ketika suami mempumyai anak atau jika tidak ada anak tetapi mempunyai cucu.
bÎ*sù tb$Ÿ2 öNà6s9 Ó$s!ur £`ßgn=sù ß`ßJ›V9$# $£JÏB Läêò2ts?
“Jika kamu mempunyai anak, Maka para isteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan” (An-Nisa: 12).
4. Ahli waris yang mendapat bagian dua pertiga
a. Dua orang anak perempuan atau lebih jika tidak ada anak laki-laki
b. Dua orang cucu perempuan atau lebih darui anak laki-laki jika tidak ada anak perempuan.
c. Dua orang saudara kandung atau lebih
d. Dua orang saudara perempuan seayah atau lebih
bÎ*sù £`ä. [ä!$|¡ÎS s-öqsù Èû÷ütGt^øO$# £`ßgn=sù $sVè=èO $tB x8ts?
“Jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, Maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan” (An-Nisa: 11).
bÎ*sù $tFtR%x. Èû÷ütFuZøO$# $yJßgn=sù Èb$sVè=›V9$# $®ÿÊE x8ts?
“Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, Maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal” (An-Nisa: 176).
5. Ahli waris yang mendapat bagian sepertiga
a. Ibu, jika anaknya tidak mempunyai anak atau cucu dari anak laki-laki atau ia tidak mempunyai saudara sekandung, seayah atau seibu.
b. Dua orang saudara atau lebih (laki-laki/ perempuan) seibu.
bÎ*sù óO©9 `ä3tƒ ¼ã&©! Ó$s!ur ÿ¼çmrOÍ‘urur çn#uqt/r& ÏmÏiBT|sù ß]è=›W9$#
“Jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya (saja), Maka ibunya mendapat sepertiga” (An-Nisa: 11).
bÎ*sù (#þqçR%Ÿ2 uŽsYò2r& `ÏB y7Ï9ºsŒ ôMßgsù âä!%Ÿ2uŽà° ’Îû Ï]è=›W9$#
“Tetapi jika Saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu” (An-Nisa: 12).
6. Ahli waris yang mendapat bagian seperenam
a. Ibu, jika yang meninggal mempunyai anak atau cucu dari anak laki-laki atau saudara sekandung, seayah atau seibu.
b. Bapak, bila yang meninggal itu terdapat anak atau cucu dari anak laki-laki.
c. Nenek, jika tidak ada ibu.
d. Cucu perempuan dari anak laki-laki seorang atau lebih, jika yang meninggal mempunyai anak perempuan tunggal.
e. Kakek, jika mempunyai anak atau cucu.
f. Seorang saudara seibu
g. Saudara perempuan seayah, jika yang meninggal mempunyai saudara perempuan sekandung.
Ïm÷ƒuqt/L{ur Èe@ä3Ï9 7‰Ïnºur $yJåk÷]ÏiB â¨ß‰¡9$# $£JÏB x8ts? bÎ) tb%x. ¼çms9Ó$s!ur
“Untuk dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak” (An-Nisa: 11).
bÎ*sù tb%x. ÿ¼ã&s! ×ouq÷zÎ) ÏmÏiBT|sù â¨ß‰¡9$#
“Jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, Maka ibunya mendapat seperenam” (An-Nisa: 11).
.`ÏiB ω÷èt/ 7p§‹Ï¹ur šcqß¹qè? !$ygÎ/ ÷rr& &ûøïyŠ 3 bÎ)ur šc%x. ×@ã_u‘ ß^u‘q・'s#»n=Ÿ2 Írr& ×or&tøB$# ÿ¼ã&s!ur îˆr& ÷rr& ×M÷zé& Èe@ä3Î=sù 7‰Ïnºur$yJßg÷YÏiB â¨ß‰¡9$#
”jika seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan (seibu saja), Maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta” (An-Nisa: 12).
Sabda Nabi Muhammad SAW:
“Nabi telah memberikan seperenam bagian untuk cucu perempuan dari anak laki-laki serta anak perempuan” (HR. Bukhori)
3. Ashobah
a. Pengertian
Ashobah adalah laki-laki dari kerabat si mayait, dimana dalam nisbatnya ke si mayait, tidak ada perempuan. Menurut al-Jauhari dalam bukunya, ash-shabhah, disebutkan bahwa ashobahnya laki-laki adalah bapaknya, anaknya, dan kerabatnya sebapak. Dinamakan ashobah karena mereka mengelilinginya. Dalam istilah ulama fiqih ashobah berarti ahli waris yang tidak mempunyai baagian tertentu, baik besar maupun kecil, yang telah disepakati oleh para ulaama (seperti ash-habul furudh) atau yang belum disepakati oleh mereka (seperti dzawi al-arham).
Didalam kitab ar-Rahbiyyah, ashobah adalah setiap orang yang mendaapatkan semua harta waris, yang terdiri dari kerabat daan orang yang memerdekakan budak, atau yang mendapatkan sisa setelah pembagian bagian tetap.[3]
b. Pembagian Ashobah
Para fuqoha telah menyebutkan tiga macam kedudukan ashobah, yaitu:
1) Ashobah binafsihi ialah tiap-tiap kerabat yang leleki yang tidak diselangi seorang wanita.[4] Jumlah mereka adalah: Anak laki-laki, cucu laki-laki dari anak laki-laki dan generasi dibawahnya, bapak dan kakek serta generasi diatasnya, saudara kandung, saudara sebapak, anak laki-laki saudara kandung, anak laki-laki saudara sebapak dan generasi dibawahnya, paman kandung, paman sebapak, anak laki-laki paman kandung, anak laki-laki paman sebapak.
2) Ashobah bighairihi ialah tiap waniya yang mempunyai furudh tapi dalam mawarits menerima ushubah memerlukan orang lain dan dia bersekutu dengannya untuk menerima ushubah itu.[5] Mereka adalah:
a. Satu anak perempuan atau lebih, yang ada bersama anak laki-laki,
b. Satu cucu perempuan dari anak laki-laki atau lebih, yang ada bersama cucu laki-laki dari anak laki-laki.
c. Satu orang perempuan kandung atau lebih yang ada bersama saudara kandung
d. Satu orang saudara perempuan sebapak atau lebih yang ada bersama saudara laki-laki sebapak.
3) Ashobah ma’a ghairi ialah tiap wanita yang memerlukan orang lain dalam menerima ushubuah. Sedangkan orang lain itu tidak bersekutu menerima ushubah tersebut.[6] mereka adalah:
a. Seorang saudara perempuan kadung atau lebih, yang ada bersama anak perempuanatau cucu perempuan dari anak laki-laki.
b. Seorang saudara perempuan sebapak atau lebih, yang ada bersama anak perempuan atau cucu perempuan dari anak laki-laki.
PENUTUP
Kesimpulan
Dzawil furud
Furudlu menurut istilah fiqih mawarits, ialah saham yang sudah ditentukan jumlahnya untuk warits pada harta peninggalan, baik dengan nash maupun dengan ijma’.
Ahli waris diantaranya ialah Suami, Istri, Anak perempuan, Anak perempuan dari anak laki-laki,Ibu, Saudara perempuan kandung, Saudara perempuan seayah, Saudara perempuan atau laki-laki seibu, Kakek, Nenek,
Furudh Muqoddaroh
Didalam Al-Qur’an, kata furudh muqoddarah yaitu pembagian ahli waris yang telah ditentukan jumlahnya, merujuk pada 6 jenis pembagian, yaitu: bagian setengah, satu perempat, bagian seperlapan, bagian dua pertiga, bagian sepertiga, bagian seperenam
Ashobah
Ashobah adalah setiap orang yang mendapatkan semua harta waris, yang terdiri dari kerabat dan orang yang memerdekakan budak atau yang mendapatkan sisa setelah pembagian bagian tetap.
Pembagian Ashobah
Para fuqoha telah menyebutkan tiga macam kedudukan ashobah, yaitu:
Ashobah binafsihi ialah tiap-tiap kerabat yang leleki yang tidak diselangi seorang wanita.
Ashobah bighairihi ialah tiap waniya yang mempunyai furudh tapi dalam mawarits menerima ushubah memerlukan orang lain dan dia bersekutu dengannya untuk menerima ushubah itu.
Ashobah ma’a ghairi ialah tiap wanita yang memerlukan orang lain dalam menerima ushubah.
DAFTAR BACAAN
Abubakar, Al-Yasa. 1998. Ahli Waris Sepertalian Darah: Kajian Perbandingan terhadap Penalaran Hazairin dan Penalaran Fiqh Mazhab. Jakarta: INIS.
Ash-Siddiqy, Hasbi. 1967. Fiqhul Mawaris Hukum Warisan dalam Syari’at Islam.Jakarta: Bulan Bintang.
_________. 1973. Fiqhul Mawaris (Hukum-hukum Warisan dalam Syari’at Islam). Jakarta: Bulan Bintang.
Komite Fakultas Syari’ah Universitas Al-Azhaar Mesir. 2001. Hukum Waris . Jakarta: Senayan Abadi Publishing.
Kuzari, Achmaad. 1996. Sistem Ashobah Dasar Pemindahan Hak Milik atas Harta Tinggalan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
[1] Prof. T.M. Hasbi Ash-Shidieqy. Fiqih Mawaris (Hukum-hukum Warisan dalam Syari’at Islam). Hlm. 74.
Langganan:
Postingan (Atom)